banyak hal yang kita lewati..
sedih, senang, bahagia, marah, duka, suka semuanya kita lewati bersama..
namun, entahlah aku merasa bahwa seolah aku tak pernah menjadi bagian terpenting dalam hidupmu..
aku tak menjanjikan bahwa hubungan kita saat ini tanpa adanya hambatan..
aku hanya menjanjikan apapun yang terjadi, bagaimanapun keadaanmu aku akan tetap mendampingimu.
sekalipun itu berarti aku harus menerima dengan besar hati jika kelak kau menyakitiku..
sikapmu, keadaanmu tidak pernah aku permasalahkan..
aku menerimamu apadanya, bahkan aku berharap kelak kau bisa lebih daripada ini..
menyakitkan memang ketika melihatmu terluka, dalam kepedihan..
cinta itu memang tidak lah mudah.
bahkan untuk melihat seberapa besar ketulusan cinta itupun penuh dengan ujian..
mungkin saat ini ketulusanku sedang diuji, apakah benar tulus atau hanya sekedar wacana.
tapi aku tidak tahu sampai kapan ketulusanku akan terus diuji.
aku hanya ingin kau sedikit mengerti diriku,
sekalipun mungkin kau tidak benar-benar mencintaiku, paling tidak berpura-pura lah perduli padaku.
jika memang kau hanya menginginkanku hanya disaat kau butuh, setidaknya berpura-puralah untuk membutuhkanku dalam masalahmu..
bertahanlah hingga waktunya tiba, ketika ketulusanku sudah tidak diragukan lagi, bahkan ketika ketulusanku mendapatkan penghargaan -yang tidak kudapatkan darimu-
setidaknya biarkanlah aku berada disampingmu hingga waktuku selesai..
setiap pertengkaran kita, setiap cacian bahkan makianmu, sejujurnya itu mencabik hatiku..
aku pun tidak mengerti mengapa Tuhan memberikan ku hati yang seperti ini..
yang tahan dengan segala macam cacian, makian bahkan penderitaan..
dan ketika aku berada dititik terlelahku, aku hanya bisa menangis..
jika memang aku bukan pilihanmu, setidaknya bertahan lah sampai kau mendapatkan pilihan yang terbaik.
kemudian hempaskan lah aku sebagaimana seringnya kau menghempasku..
tak mengapa, aku takkan menyalahkanmu, karna aku sadar waktuku dan diriku bukan lah yang terbaik bagimu -meskipun aku berharap kau lah yang terakhir untukku-
ada atau tidaknya dirikupun takkan jadi masalah buatmu..
jika memang saat ini kau sudah tidak membutuhkanku lagi, aku akan pergi..
aku takkan menganggumu lagi..
maafkan jika selama ini aku sering menyusahkanmu..
aku sering membuatmu marah, kecewa, bahkan terluka..
maafkan jika ketulusanku sering menyusahkanmu..
aku,...
pamit...
sedih, senang, bahagia, marah, duka, suka semuanya kita lewati bersama..
namun, entahlah aku merasa bahwa seolah aku tak pernah menjadi bagian terpenting dalam hidupmu..
aku tak menjanjikan bahwa hubungan kita saat ini tanpa adanya hambatan..
aku hanya menjanjikan apapun yang terjadi, bagaimanapun keadaanmu aku akan tetap mendampingimu.
sekalipun itu berarti aku harus menerima dengan besar hati jika kelak kau menyakitiku..
sikapmu, keadaanmu tidak pernah aku permasalahkan..
aku menerimamu apadanya, bahkan aku berharap kelak kau bisa lebih daripada ini..
menyakitkan memang ketika melihatmu terluka, dalam kepedihan..
cinta itu memang tidak lah mudah.
bahkan untuk melihat seberapa besar ketulusan cinta itupun penuh dengan ujian..
mungkin saat ini ketulusanku sedang diuji, apakah benar tulus atau hanya sekedar wacana.
tapi aku tidak tahu sampai kapan ketulusanku akan terus diuji.
aku hanya ingin kau sedikit mengerti diriku,
sekalipun mungkin kau tidak benar-benar mencintaiku, paling tidak berpura-pura lah perduli padaku.
jika memang kau hanya menginginkanku hanya disaat kau butuh, setidaknya berpura-puralah untuk membutuhkanku dalam masalahmu..
bertahanlah hingga waktunya tiba, ketika ketulusanku sudah tidak diragukan lagi, bahkan ketika ketulusanku mendapatkan penghargaan -yang tidak kudapatkan darimu-
setidaknya biarkanlah aku berada disampingmu hingga waktuku selesai..
setiap pertengkaran kita, setiap cacian bahkan makianmu, sejujurnya itu mencabik hatiku..
aku pun tidak mengerti mengapa Tuhan memberikan ku hati yang seperti ini..
yang tahan dengan segala macam cacian, makian bahkan penderitaan..
dan ketika aku berada dititik terlelahku, aku hanya bisa menangis..
jika memang aku bukan pilihanmu, setidaknya bertahan lah sampai kau mendapatkan pilihan yang terbaik.
kemudian hempaskan lah aku sebagaimana seringnya kau menghempasku..
tak mengapa, aku takkan menyalahkanmu, karna aku sadar waktuku dan diriku bukan lah yang terbaik bagimu -meskipun aku berharap kau lah yang terakhir untukku-
ada atau tidaknya dirikupun takkan jadi masalah buatmu..
jika memang saat ini kau sudah tidak membutuhkanku lagi, aku akan pergi..
aku takkan menganggumu lagi..
maafkan jika selama ini aku sering menyusahkanmu..
aku sering membuatmu marah, kecewa, bahkan terluka..
maafkan jika ketulusanku sering menyusahkanmu..
aku,...
pamit...