9.27.2016

Pamit

banyak hal yang kita lewati..
sedih, senang, bahagia, marah, duka, suka semuanya kita lewati bersama..
namun, entahlah aku merasa bahwa seolah aku tak pernah menjadi bagian terpenting dalam hidupmu..

aku tak menjanjikan bahwa hubungan kita saat ini tanpa adanya hambatan..
aku hanya menjanjikan apapun yang terjadi, bagaimanapun keadaanmu aku akan tetap mendampingimu.
sekalipun itu berarti aku harus menerima dengan besar hati jika kelak kau menyakitiku..

sikapmu, keadaanmu tidak pernah aku permasalahkan..
aku menerimamu apadanya, bahkan aku berharap kelak kau bisa lebih daripada ini..

menyakitkan memang ketika melihatmu terluka, dalam kepedihan..
cinta itu memang tidak lah mudah.
bahkan untuk melihat seberapa besar ketulusan cinta itupun penuh dengan ujian..
mungkin saat ini ketulusanku sedang diuji, apakah benar tulus atau hanya sekedar wacana.

tapi aku tidak tahu sampai kapan ketulusanku akan terus diuji.
aku hanya ingin kau sedikit mengerti diriku,
sekalipun mungkin kau tidak benar-benar mencintaiku, paling tidak berpura-pura lah perduli padaku.
jika memang kau hanya menginginkanku hanya disaat kau butuh, setidaknya berpura-puralah untuk membutuhkanku dalam masalahmu..

bertahanlah hingga waktunya tiba, ketika ketulusanku sudah tidak diragukan lagi, bahkan ketika ketulusanku mendapatkan penghargaan -yang tidak kudapatkan darimu-
setidaknya biarkanlah aku berada disampingmu hingga waktuku selesai..

setiap pertengkaran kita, setiap cacian bahkan makianmu, sejujurnya itu mencabik hatiku..
aku pun tidak mengerti mengapa Tuhan memberikan ku hati yang seperti ini..
yang tahan dengan segala macam cacian, makian bahkan penderitaan..

dan ketika aku berada dititik terlelahku, aku hanya bisa menangis..
jika memang aku bukan pilihanmu, setidaknya bertahan lah sampai kau mendapatkan pilihan yang terbaik.
kemudian hempaskan lah aku sebagaimana seringnya kau menghempasku..
tak mengapa, aku takkan menyalahkanmu, karna aku sadar waktuku dan diriku bukan lah yang terbaik bagimu -meskipun aku berharap kau lah yang terakhir untukku-

ada atau tidaknya dirikupun takkan jadi masalah buatmu..
jika memang saat ini kau sudah tidak membutuhkanku lagi, aku akan pergi..
aku takkan menganggumu lagi..

maafkan jika selama ini aku sering menyusahkanmu..
aku sering membuatmu marah, kecewa, bahkan terluka..
maafkan jika ketulusanku sering menyusahkanmu..

aku,...
pamit...

9.23.2016

Tak Merasakan


Terlalu banyak tuntutan membuatku lebih memilih untuk diam..
Berbagai macam masukan aku terima dengan besar hati namun tak lantas membuatku untuk menuruti segalanya.
Aku memiliki jalan hidupku,
Aku memiliki pemikiran ku sendiri..
Berterima kasih untuk segala pendapat yang diberikan, dan menghargai setiap pemikiran yang diutarakan.
Tapi bolehkah aku tetap mencoba untuk memutuskan jalan apa yang akan ku ambil?

Memberikan pendapat, bukan berarti memaksa..
Kalian tidak mengerti apa saja yang aku lewati hari ini..
Tidak mengerti untaian kata apa saja yang aku dengar setiap hari, bahkan cacian, hujatan, gencetan yang aku alami pun kalian tidak akan mengerti.
Kalian tidak pernah merasakan menjadi aku..
Bahkan kalian tidak pernah merasakan secara nyata perjuangan apa yang aku lalui..

Yang kalian tahu hanyalah, aku disini berjalan untuk menghidupi kehidupan..
Tanpa ada nya sesuatu yang berarti bahkan wah dimata kalian.
Kemudian dengan seenaknya kalian datang, mengatakan bahwa hidupku tidak memiliki peningkatan.
Aku stuck ditengah jalan dan tidak mau mendengarkan.
Kemudian dengan lancangnya kalian memaksaku untuk mengikut pola pikiranmu, -yang bahkan belom tentu itu yang terbaik dalam hidupku-
Dan berkata bahwa itu hanyalah sebuah saran, saran yang penuh dengan ambisi diri sendiri..

Kalian menyalahkanku karna aku membantah, perlukah ku ingatkan kembali,
Bahwa setiap manusia memiliki pemikiran mereka masing-masing?
Ataukah tidak pernah terlintas dalam pikiranmu jika manusia hidup didunia sebagai sebuah panggung sandiwara dengan karakternya masing-masing?
Lantas, mengapa kau terus saja memkasaku untuk memainkan peranmu, jika peranku sendiri saja belum berhasil aku mainkan?

 Kalian selalu berkata “ini yang terbaik” belum tentu bagi hidupku..
“ini yang akan membuatmu menjadi sukses” belum tentu sejalan dengan citaku..
 Jadi, ku mohon,
Jika kau ingin memberikan pendapatmu, berikanlah tanpa harus memaksa, lalu biarkan lah aku memilih apa yang harus ku jalani kelak.
Ini hidupku, bukan hidupmu..
Kau takkan pernah merasakan, semua perjuangan yang aku lewati karna takdir hidup kita berbeda.

Tolong, jangan berkata bahwa kau mengerti, merasakan menjadi aku

Padahal sesungguhnya kau tak pernah merasakannya...