12.25.2013

Aku...

Aku adalah aku...
Aku bukan dia, ataupun mereka
Aku mungkin tidak secantik mereka,
Aku mungkin tidak sepintar mereka,
Aku mungkin tidak sekaya dan sepopuler mereka..

Aku tetaplah aku,
Selamanya...
Aku akan tetap menjadi aku...

Manusia yang punya keterbatasan,
Manusia yang punya kekurangan dan kelebihan,
Manusia yang tidak luput dari dosa dan kesalahan.

Karena aku tidak sempurna,
Karena aku manusia biasa...

Aku minta maaf kalau aku salah,
Aku minta maaf kalau aku sering mengecewakanmu...

Maafkan aku karena sering menyakitimu,
Maafkan aku untuk segala kekuranganku,
Maafkan aku untuk segala keterbatasanku,
Maafkan aku karena aku tidak sempurna,
Maafkan aku karena aku mencintaimu dengan segala kekurangan yang aku miliki...

10.25.2013

Tidakkah Kau Rasa

"Tinggalin gw yah"..
Kata-kata itu, kata-kata yang kau kirimkan melalui pesan singkat, membuatku diam terpaku..
Mulutku diam membisu, lidahku keluh untuk berkata-kata..
Aku tak mengerti jalan pikiranmu, aku tak mengerti.. Bukankah hubungan kita sudah mulai membaik saat ini? Bukankah kata "sayang" itu sudah berani kita ungkapkan? Bukankah ucapan "gnite, sweet dreams" yang bisa dikatakan sangat sederhana,- tapi mampu memberiku mimpi yang indah- berani kita ucapkan? Lalu mengapa, mengapa sekarang kau malah memintaku untuk meninggalkanmu lagi? Membuat hubungan kita membeku, sedingin es yang berada di kutub? Yang membuatku semakin tidak mengerti, mengapa kau malah mendengarkan orang-orang yang menghinamu? Mencela, dan tidak bisa menerima kekuranganmu? Mengapa kau lebih mendengarkan mereka dibanding mendengarkan diriku yang sama sekali tidak menyalahkan kekuranganmu? Mengapa kau tidak mendengarkan setiap ucapanku, bahwa "aku menerima kamu apa adanya, sekalipun kamu berkekurangan"? Mengapa kau meragukanku? Mengapa kau meragukan dirimu sendiri? Mengapa kau mengatakan bahwa kau tidak bisa mendapatkanku? Kalau kau tidak bisa mendapatkanku, mengapa kau curi hatiku, mencuri senyumku yang -memang- hanya untukmu? Dengan semua hal yang kau lakukan, masih bisakah kau mengatakan bahwa kau tidak bisa mendapatkanku? Kau bukan tidak bisa, kau meragu dengan dirimu sendiri.. Sedangkan disini, aku dengan nyata sudah membuka peluang untukmu, tapi mengapa kau tidak percaya padaku yang selalu ada, dan siap menjadi suaramu? 

Aku tidak peduli apapun kata orang tentangmu, aku tidak peduli orang-orang mengatakan aku "bodoh" karena berhubungan denganmu. Aku menyukai kebodohan yang aku lakukan, karena itu kau..
Tapi kenapa kau tidak bisa melihat ketulusanku dan bahkan memintaku untuk meninggalkanmu, hanya demi perkataan mereka yang sama sekali -menurutku tidak masuk akal- karena mereka tidak bisa menerima kekuranganmu.
Aku, aku ada disini untukmu, buatmu, menemanimu, tapi kau memintaku untuk meninggalkanmu, tidakkah kau rasa betapa sakitnya itu? Tidakkah kau rasa betapa hancurnya aku? Tidakkah kau rasa betapa rapuhnya hati ini? Tidakkah kau rasa?..

9.19.2013

Do You Know?

Kau tahu, hal apa yang paling menyakitkan di dunia ini? Yaitu ketika kau menyayangi seseorang, dan pada saat yang bersamaan kau harus melepaskannya, meskipun kau dan dia sama-sama saling menyayangi. Itu menurut pendapatku, entah bagaimana dengan orang lain, aku tak tahu..

Ketika kau diperhadapkan dengan sebuah pilihan, ketika kau dituntut untuk mengalah demi keegoisan orang-orang disekitarmu, demi kata "PERSAHABATAN" yang selama ini telah kau bangun, demi perasaan orang-orang yang kau sayang, kau memilih untuk mengorbankan perasaanmu, untuk menyakiti dirimu sendiri,  meskipun kau tak menginginkan hal itu..

Hidup ini tidak adil? Benar..
Hidup ini tidak adil dan tidak akan pernah adil..
Kau harus berjuang mati-matian, kemudian, kau harus menyerah dan berhenti melakukan sesuatu yang telah kau perjuangkan demi keegoisan mereka, demi kata "PERSAHABATAN", demi perasaan orang-orang yang kau sayangi..

Ya, seperti itu lah Hidup..

9.07.2013

SEANDAINYA...

"Seandainya..
kita dipertemukan lebih awal, mungkin rasa itu akan lebih cepat datang menghampiri kita..
Seandainya..
rasa itu datang pada saat yang tepat, mungkin kita tidak akan merasa bersalah..
Seandainya..
rasa itu datang lebih awal, mungkin waktu kita untuk saling merindu bisa lebih lama lagi..
Seandainya..
keadaan kita tidak serumit ini, mungkin takkan pernah ada keraguan dalam hati kita untuk melangkah bersama..
Seandainya..
Jarak diantara kita tidak terhalang oleh lautan, mungkin mudah bagi kita untuk saling mendekap..
Seandainya..
Keyakinan bukanlah tembok pemisah yang begitu tinggi, mungkin kita bisa dengan mudah menjalaninya tanpa meragu.."

Kata-kata itu yang selama ini menghantui otakku, memenuhi kepalaku.. ada begitu banyak kata "SEANDAINYA" yang terlukis dalam benakku.. Entah mengapa, kata-kata itu yang kini mengisi hari-hariku..

Ya benar, seandainya waktu bisa ku putar kembali, aku ingin memohon kepada Tuhan agar kita dapat dipertemukan lebih awal lagi.. Agar semakin banyak waktu yang dapat kita habiskan berdua..

Seandainya waktu itu aku sendiri, begitupun denganmu, aku ingin kamu yang jadi pengisi hari-hariku, menjadi seseorang yang selalu melukiskan senyuman dibibirku, menjadi bagian terindah dalam hidupku..

Namun, kenyataannya, semua itu berbeda.. Kau hadir di saat yang tidak tepat, disaat aku dan kamu sudah dimiliki oleh orang lain.. Kau hadir, membawanya, membawa rasa itu dalam hidupku.. Melukiskan senyuman dibibirku, membuatku takut kehilangan..

Aku ingin, selamanya bisa bersama denganmu, meskipun itu sangatlah sulit.. Bukan karena kamu sudah ada yang punya, Bukan !! Bukan karena jarak, Bukan !! Namun karena tembok pemisah yang begitu tinggi, -berbeda- itu lah yang menghalangi kita, membatasi kita, dan membuat kita meragu akan hubungan yang kita jalani saat ini..

Kau tahu, aku, aku rela jika harus berjuang demi bisa bersama dengan dirimu.. Aku rela, asalkan itu kamu.. Aku rela menunggumu, menunggu kamu untuk datang kepadaku..

Dan, jika kata "seandainya kita dapat bersama" kita ubah menjadi "sekarang, dan selamanya kita akan tereus bersama"..

Seandainya...


8.31.2013

Hadirmu..

" Kau, ditakdir manakah kita bisa bertemu kembali? Aku menunggumu.. " Kau tau, kata-kata itu membuatku lemah tak berdaya.. Aku tahu, kita, hanya beberapa hari saja saling mengenal, namun rasa itu, hadir dalam diriku.. Aku tahu, ada sesuatu yang salah dalam diriku, semua ini terlalu cepat untuk mengatakan bahwa aku menyayangimu.. Semuanya terlalu cepat untuk aku katakan bahwa aku mencintaimu.. Pertemuan semu kita, yang begitu cepat membuatku jatuh hati padamu.. Perhatianmu yang begitu tulus padaku, membuatku semakin menyayangimu.. Ini semu, tidak nyata, tapi apakah perasaaanku padamu juga tidak nyata? Kau benar, semuanya tidak akan nyata jika aku menolak mengakuinya.. Semuanya tidak akan nyata jika aku menolak merasakannya.. Kehadiranmu dalam hidupku, mengisi hari-hariku, membuatku semakin yakin bahwa perasaanku ini nyata, tulus adanya.. Kehadiranmu yang menenangkanku, yang membawa keceriaan dalam hidupku, membuatku semakin yakin bahwa aku benar-benar mencintaimu.. Meskipun jarak memisahkan kita, namun rasa rindu ini mengikat kita, mengikat hati kita sehingga sulit untuk saling melepaskan.. Aku tahu, ada begitu banyak orang yang menghalangi kita.. Aku tak tahu, apa alasan mereka sehingga mereka tidak menyukai hubungan kita.. Tapi, aku ingin berjuang, menunjukkan kepada mereka semua bahwa, rasa ini, rasa sayang ini tulus adanya, untukmu.. Aku bersyukur, hari dimana aku bisa mengenalmu.. Aku bersyukur, karena aku bisa menyayangimu.. Aku bersyukur karena kau telah hadir dalam hidupku, mengusir rasa sepiku.. 

5.20.2013

Terima Kasih ( Surat Untukmu )

Dear, Everlasting
Hey, apa kabarnya kamu? Aku harap kabarmu selalu baik. Gimana dengan kuliah dan pekerjaan kamu? Jadi kah kamu mengambil S3 mu di luar? ohh iya, gimana kabar ibu dan adikmu? Aku harap, jawaban dari semua pertanyaan aku tadi itu adalah baik-baik saja..

Setelah aku ingat-ingat lagi, ternyata kita sudah tidak lagi menjalin komunikasi selama hampir setahun ya. Lumayan lama untuk di katakan "menyembuhkan luka hati" yang ada saat ini. Ohh iya, aku ingin mengenang masa lalu aku bersamamu.. Aku ingin bercerita tentang kita lagi dulu, boleh kah?

Jujur, aku sangat merindukan kenangan kita dulu. Setiap hal yang kita lewati, kegiatan yang kita lakukan bersama, candaan, pertengkaran, apapun yang pernah kita hadapi bersama, walaupun semuanya itu kita lalui dengan media komunikasi - Handphone yang tergenggam erat di jemari kita, namun aku tetap merindukannya.

Aku masih ingat, ketika kita berangan-angan suatu saat nanti, kita akan menikah, mempunyai anak, dan hidup bahagia. Aku masih ingat ketika kamu menanyakan kabar "si kecil" kita yang masih dalam bayangan. Aku masih ingat ketika kamu marah, karena sikapku yang suka bercanda dengan penyakit maagku sendiri. Aku masih ingat ketika Handphone kamu lowbatt dan aku kebingungan mencarimu.. Aku masih ingat semuanya. Kalau kamu, bagaimana denganmu? Apakah kamu masih mengingatnya? Masih mengingat kenangan kita dulu?

Sungguh, waktu itu, waktu bersamamu merupakan hal yang indah yang pernah aku alami dalam hidup. Kamu mengajarkan aku banyak hal, termasuk tentang CINTA. Kamu mengajarkan aku bagaimana cara menyayangi seseorang dengan tulus, belajar untuk percaya kepada pasangan, dan kamu, kamu mengajarkan aku bagaimana rasanya akan takut kehilangan. Kamu mengajarkan banyak hal. Bahkan disaat aku mulai benar-benar menaruh harapanku padamu, kamu juga mengajarkan bahwa "jangan terlalu berharap pada seseorang" yang kamu tunjukkan melalui sikapmu padaku.

Tiba-tiba saja, kamu berubah menjadi sosok yang tidak aku kenal. Kamu berbeda. Tidak seperti dulu lagi. Dirimu yang sering menghilang, dan kemudian datang kembali, membuatku bingung, bingung akan apa yang harus aku lakukan. Mencarimu? Ya, aku sudah mencarimu, dan hasil yang aku dapatkan, nihil. Sikapmu yang seperti itu terkadang membuat aku ingin menyerah, menyerah dalam jalinan cinta yang kita rajut bersama. Namun, kata-kata maaf yang sering kamu ucapkan, kata-kata "merindu" mu yang sering kau lontarkan, membuat aku sungguh tak berdaya untuk meninggalkanmu sendirian. Berulang kali kamu berjanji untuk selalu mengabariku, namun tak pernah kau tepati janjimu itu. Tahu kah kamu apa yang aku rasakan? Hatiku hancur, hancur menjadi kepingan-kepingan yang tak berarti. Kamu sendiri tahu, bahwa hubungan yang kita jalin ini adalah hubungan jarak jauh yang membutuhkan intensitas komunikasi lebih banyak. Tapi kamu sendiri yang mengurangi intensitas tersebut.

Ahh, maaf, aku terlalu emosional. Ohh iya, tanggal 17 Mei kemarin, kita udah setahun loh, itu pun kalau kamu tidak mengakhiri hubungan kita. Tanggal 17 Mei kemarin aku teringat tentang semua kenangan kita, makanya aku menulis surat ini..

Ohh iya, hampir lupa. Aku menulis surat ini dengan tujuan untuk mengucapkan banyak terima kasih ke kamu. Terima kasih karna kamu sudah dan mau mengisi hari-hariku. Terima kasih karna kamu sudah mengajariku banyak hal. Terima kasih karna sudah pernah mengukir namamu dan luka di hatiku. Terima kasih karna kamu sudah mengakhiri hubungan kita. Terima kasih karna kamu sudah memberikan aku kesempatan untuk mendapatkan pengganti yang lebih baik dari kamu. Ya, sekarang aku sudah punya kekasih. Dia baik, lucu, menyenangkan. Walaupun dia tidak seperti kamu, tapi yang aku tau, aku sayang sama dia, apapun kondisi dia saat ini. Dia unik, dia berbeda sama kamu. Dia sangat suka dengan musik reggae. Dia suka ngelawak, dan satu hal lagi yang buat aku benar-benar sangat menyayanginya adalah dia jujur. Dia mau terbuka sama aku, jujur sama aku tentang apapun yang dia lakukan atau alami. Apa yang aku harapkan dari kamu, dan harapan aku tidak aku temukan di kamu, ternyata aku temukan dalam dirinya.

Sekarang hubungan kami sudah menginjak 7 bulan. Ohh iya, namanya Nova. Cowok dengan segala kepolosannya yang membuat aku jatuh cinta itu namanya Nova. Terima kasih karna kamu sudah memberikan aku kesempatan untuk bertemu dengan Nova. Aku pikir, setelah hubungan kita berakhir, aku tidak bisa menyayangi pria lain lagi. Tapi ternyata aku salah. Cowok yang penuh dengan kepolosan seperti Nova, bisa membuat aku jatuh cinta lagi. Dia yang menyembuhkan luka ku karnamu. Dia juga yang mengganti namamu di hatiku menjadi namanya. Dia istimewa, sangat istimewa buatku. Sungguh, bertemu dengannya adalah kebahagiaan tersendiri buatku, dan itu tentu dengan bantuan kamu. Jangan pikir bahwa ketika aku menulis surat ini untukmu, aku sedih dan menangis. Kamu salah, saat ini, ketika aku menulis surat ini, aku benar-benar bahagia. Kamu tahu kenapa? Karna ketika aku menulis surat ini, aku ditemani Nova, yang aku ceritakan tadi ke kamu. Dia mendukungku untuk menuliskan surat ini. Aku berharap, kamu juga mendapatkan pengganti yang lebih baik dari aku, yang bisa membuat kamu nyaman..

Ini suratku yang pertama dan terakhir..  Sekarang aku harus menemani kekasihku makan. Semoga keadaan kamu semakin baik ya, sukses buat pekerjaanmu dan kuliahmu..



Salam dariku,..



Sang Merpati

                                                                                                           






4.28.2013

Inikah Kehidupan?

Inikah yang namanya kehidupan? Penuh dengan rasa sakit dan kepahitan.. Inikah yang namanya kehidupan? Penuh dengan tangisan dan jeritan.. Apakah hidup itu diciptakan hanya untuk menimbulkan rasa sakit, kepahitan,  tangisan, dan jeritan? Seperti itu kah? Lalu, jika memang kehidupan itu diciptakan untuk kepahitan, mengapa ada sebagian besar orang yang bisa bahagia? Mengapa mereka bisa tertawa lepas ketika orang-orang di sekeliling mereka berusaha untuk menahan rasa sakit? Ataukah, senyuman yang terpancar dari bibir mereka, keceriaan yang mereka pasang di wajah mereka, semuanya adalah kesemuan belaka untuk menutupi kepahitan mereka? Sepintar itukah mereka menutupinya? Hanya dengan menggunakan topeng kebahagiaan, mereka dengan begitu hebatnya dapat menyembunyikan semuanya? Atau kah, aku yang salah menilai? Mungkin kah itu adalah kebahagiaan yang nyata? bukan sebuah topeng? Timbul dalam pikiranku bahwa dunia ini sangat tidak adil, dengan seenaknya mempermainkan seseorang, membiarkan orang lain tertawa diatas penderitaan yang lain.. Astaga, mengapa semua ini menjadi sulit.. Ku mohon, seseorang, bantulah aku, jelaskan kepadaku apakah arti kehidupan itu.. beritahukan aku bagaimana cara untuk menjalani kehidupan itu..

4.21.2013

Kesalahan :')

ternyata, selama ini, aku salah dengan pikiranku tentangmu.. aku pikir, aku berarti sesuatu yang sangat berharga bagimu.. aku pikir, kau peduli terhadapku.. tapi ternyata aku salah,.. bagimu, aku hanya sebuah pelabuhan, tempat persinggahanmu ketika kau merindukan perhatian, merindukan sentuhan, merindukan kehangatan dari wanita yang selama ini telah mengisi hatimu.. aku pikir, aku lah satu-satunya wanita yang mengisi hari-harimu, mengisi hatimu, namun ternyata aku salah.. aku tak pernah menjadi bagian dari hidupmu, bahkan menjadi bagian dari hatimu pun aku tak pernah.. lalu, mengapa kau sering mengucapkan kata bahwa 'kau mencintaiku' ? apakah kau hanya ingin menyenangkan hatiku saja? ataukah, kau mengatakannya dengan maksud lain? kau mengatakan bahwa 'kau mencintaiku' itu sebenarnya kau peruntukkan untuk dia? bukan untukku? kalau memang itu benar, tidakkah kau merasa bahwa kau telah menyakitiku? tidakkah itu membuatku terluka? tak kah kau menyadarinya? ataukah, ini adalah kesalahanku karna aku telah berharap begitu jauh? karna aku telah berpikir bahwa kau juga mencintaiku? tau kah kau, aku tidak pernah mau berada di antara kau dan dia, sekalipun tidak.. aku tak pernah memilih untuk terlibat dalam cinta kalian yang rumit. aku tak pernah memilih untuk menjadi orang ketiga dalah kehidupan cinta kalian, sekalipun tak pernah.. tapi, cintaku untukmu lah yang menyeretku menjadi bagian dalam kisah cinta kalian.. 


4.11.2013

Nyata, Sebuah bayangan

Aku ada, aku nyata, tapi aku tak pernah terlihat olehmu, sedikit pun tidak. Itu membuat aku seperti sebuah bayangan bagi mu. Kini, aku tinggal di lubuk hatimu yang paling dalam, tersembunyi, terkadang terabaikan, dan tak ada satu pun yang dapat melihatnya.. aku senang, aku menyukai tempat ini, tak banyak yang mengetahui tentang aku, bahkan, tidak seorang pun.. yang tau, hanya aku dan kamu, tapi sayang, sedikit pun, aku tak pernah di pandang oleh mu, sedikit pun.. tapi tak apa, menjadi seseorang yang diam-diam mencintaimu pun, itu sudah lebih dari cukup.. meskipun, aku menginginkannya lebih, meskipun hati ini harus menanggung luka yang begitu dalam.. percayalah, aku tidak apa-apa, aku baik-baik saja ^_^

2.17.2013

Bersama Hujan

Ketika aku berjalan di tengah hujan, tahukah kamu apa yang aku rasakan? Aku merasa, ada sebagian dari diriku yang hilang bersama tetesan-tetesan air hujan itu. Aku merasa bahwa kamu, bayanganmu, pergi bersama tetesan air hujan. Aku mencoba untuk menyimpan sedikit kenangan tentangmu, aku ingin rasa ini tetap ada untukmu, meskipun aku tahu bahwa, kamu tidak ada lagi, tidak disisi ku lagi. Meskipun aku tahu bahwa aku kini bukanlah seseorang yang istimewa dihatimu. Aku sadar, perbedaan kita ini yang membuat kita harus mengambil keputusan pahit ini. Karena perbedaan ini, "kita" kini kembali menjadi 'aku' dan 'kamu'. Aku hancur, aku sakit. aku belum siap untuk kehilangan seseorang yang aku cintai lagi. Aku tidak mampu untuk berdiri, sendiri, disini bersama kepingan-kepingan hatiku yang ternyata masih mencintaimu, masih menyayangimu, dan masih mengaharapkanmu kembali, disisi ku. Ketika keputusan itu kita jalani, ada ruang kecil dihatiku yang merasakan kehampaan, kekosongan. Aku merasa dunia begitu gelap. Aku merasa hampa, karena kini aku harus menjalani hari-hariku tanpa kamu, orang yang aku cintai. Ketika hujan, aku berharap kamulah orang yang menemaniku berjalan, menari di tengah hujan. Menikmati nuansa yang begitu indah. Tapi sayang, harapanku musnah ketika aku tahu bahwa kenyataan tak menginginkan kita bersama. Tembok perbedaan yang begitu tinggi, keraguan yang menyelimuti, membuat kita meragu, membuat kita bimbang, membuat kita mengambil keputusan, untuk berjalan masing-masing. Aku hanya berharap, kelak, kamu akan menemukan sosok yang sangat berarti buatmu, meskipun rasa ini, tetap untukmu. Aku hanya ingin kamu bahagia, dan kamu tak perlu tahu, bahwa aku, aku masih menyimpan rasa ini, untukmu, bersama hujan  ^_^

1.28.2013

Perpisahan, Kesabaran, Dan Penantian

Perpisahan itu, hadir lagi dalam kehidupanku. Perpisahan yang menyakitkan. Perpisahan yang membuat luka dihatiku kembali menganga. Aku heran, apakah dalam hidup ini, tak pernah ada kebahagiaan? Sebegitu sulitkah untuk meraih kebahagiaan?
Perpisahan yang terjadi ini, bukan untuk yang pertama kalinya. Perpisahan ini sudah sering kali terjadi dalam hidupku. Perpisahan yang terjadi hanya karena sebuah perbedaan, perbedaan yang sama sekali tidak dapat disatukan oleh apapun. Terkadang, aku bertanya, apakah hanya karena perbedaan, kita harus berpisah? Apakah hanya karena perbedaan, kita tidak dapat bersatu?. Kita hanya manusia biasa, yang diciptakan dengan anggota tubuh yang lengkap. Kita punya mata untuk melihat, kita punya tangan dan kaki untuk berjalan dan memegang sesuatu, kita punya hidung untuk mencium sesuatu, kita punya mulut untuk berbicara, kita punya telinga untuk mendengar, dan terlebih lagi, kita punya hati untuk merasakan kasih, sayang, dan cinta.
Aku tak mengerti, mengapa begitu sulit bagiku untuk bahagia bersama orang yang aku cintai? Aku bertanya kepada Tuhan, mengapa begitu sulit untuk meraih sebuah kebahagiaan? Mengapa begitu banyak pengorbanan yang harus aku lakukan demi mendapatkan sebuah kebahagiaan? Mengapa ketika aku mulai mencintai seseorang dan perlahan aku mulai merasakan kebahagiaan, semuanya menjadi sulit, kebahagiaan aku dihalangi oleh tembok perbedaan.
Tuhan, apa yang harus aku lakukan untuk bisa bahagia bersama seseorang yang nantinya akan menjadi pendamping hidupku kelak? Apakah aku harus terus-terusan berkorban? Jujur, dalam hatiku, aku lelah Tuhan, aku capek dengan semua ini. Aku ingin, aku bisa bahagia, tanpa adanya perbedaan yang menjadi penghalang hubunganku. Tapi mengapa, semua itu begitu sulit bagiku? Apakah aku harus terus bersabar dan menunggu?
Aku sadar Tuhan, aku hanya manusia biasa, aku tak sempurna. Aku sering mengeluh, aku jarang bersyukur. Aku tak pernah mau bersabar. Ampuni aku Tuhan, ampuni aku. Aku hanya ingin bahagia, bahagia bersama seseorang yang aku cintai, meskipun semua itu harus aku bayar dengan pengorbananpun, aku terima Tuhan. Tapi kapan? Kapan hal itu bisa terjadi? Apakah aku harus kembali bersabar dan menunggu? jikalau memang itu yang Kau mau Tuhan, mampukan aku untuk bertahan, mampukan aku untuk bersabar, hingga sampai saatnya, aku menemukan seseorang yang tepat, yang dapat mengisi hari-hariku, dan aku dapat meraih kebahagiaanku bersamanya.
Kegagalan yang terjadi dalam hubunganku membuatku sadar bahwa, Engkau masih memberikanku waktu untuk mencari seseorang yang tepat untuk hidupku kelak. Aku hanya bisa berharap, bersabar dan menunggu waktu itu tiba, dan pada saatnya nanti, aku akan mendapatkan kebahagiaan yang lebih dari apa yang aku harapkan..